
"Kita antusias, maka kita seneng banget , karena lebih aman dari pangan impor yang butuh pengawet dan bahan kimia," kata salah seorang perempuan muda, Michele (29), di Bundaran HI, Jl MH Thamrin, Jakarta, Minggu (19/5/2013).
Michele, yang terlihat menikmati penganan tersaji, berharap makanan lokal bisa lebih populer lagi. Acara bagi-bagi penganan lokal ini diinisiasi oleh Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI), bekerjasama dengan empat universitas besar, yaitu UGM, UI, Unpad, dan ITS. Acara ini digelar serentak di empat kota di Pulau Jawa, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Limapuluhan aktivis MITI rencananya bergerak membawa dua gerobak penganan dari Bundaran HI sampai Jl Teluk Betung. Namun, tak disangka, ternyata masyarakat sangat antusias, penganan itu sudah ludes ketika baru sampai di depan Gedung UOB, Jl Jend Sudirman.
"Aksi ini kita gelar karena berdasarkan riset MITI, dari 500 responden, 50 % di antaranya suka makanan impor daripada makanan lokal," kata korlap aksi MITI, Riska Ayu.
Riska dkk mengenakan kaos putih bertuliskan 'Go pangan lokal, pangan lokal gue banget'. Mereka yang semuanya muda-mudi memang sengaja menarik perhatian pengunjung agar lebih memilih pangan lokal daripada makanan asing. Riska menuturkan, panganan lokal sudah diatur dalam UU RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
sumber : Detikcom
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !